PSLH ITB

Fitoremediasi sebagai Solusi Lingkungan

WhatsApp Image 2024-03-30 at 03.16.40

Akumulasi logam berat di dalam tanah yang disebabkan oleh berbagai proses alam dan aktivitas antropogenik (industri) menimbulkan terjadinya pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan. Logam yang terakumulasi di dalam tanah sulit untuk melakukan biodegradasi, sehingga akan bertahan dalam waktu yang lama dan berpotensi memasuki rantai makanan melalui tanaman pangan sehingga akhirnya menimbulkan dampak pada tubuh manusia akibat proses akumulasi kontaminan melalui biomagnifikasi.

Kontaminan logam dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia serta lingkungan, sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk menekan terjadinya dampak. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengelolah lingkungan adalah dengan menggunakan metode Fitoremediasi.

Definisi Fitoremediasi:

Fitoremediasi adalah pemanfaatan tanaman secara langsung atau tidak langsung untuk membersihkan lingkungan dari kontaminan. Fitoremediasi dapat digunakan untuk berbagai jenis polutan yang ada di dalam berbagai kompartemen tanah, air, atau di udara.

Fitoremediasi mungkin memerlukan waktu beberapa tahun untuk membersihkannya sebuah tempat. Waktu pembersihan akan bergantung pada beberapa faktor. Misalnya, fitoremediasi akan memakan waktu lebih lama jika:

  • Konsentrasi kontaminan tinggi.
  • Area yang terkontaminasi luas atau dalam.
  • Tanaman yang digunakan mempunyai masa tumbuh yang lama.
  • Musim tanamnya singkat.

Definisi Fitoremediasi:

  1. Fitoekstraksi, merupakan teknik secara in situ yang digunakan untuk mengelolah tanah yang telah mengalami kontaminasi. Kontaminan akan diabsorpsi oleh akar kemudian akan mengalami transport dan terakumulasi di dalam tunas dan daun.
  2. Fitostabilisasi & Fitoimobilisasi, Metode yang dilakukan untuk membatasi ketersediaan logam berat di dalam tanah. Mekanisme dari metode ini adalah menjaga kontaminan agar tidak bocor dan menyebabkan polusi. Dengan cara ini, racunnya tidak boleh memasuki alam atau kawasan lain disekitarnya daerah yang tercemar.
  3. Rhizofiltrasi, digunakan di lingkungan perairan (air permukaan, air tanah, dan air limbah) untuk membersihkan kontaminan. Fitoremediasi melalui filtrasi terutama dapat membersihkan logam berat, yaitu terakumulasi dalam jaringan tanaman. Metode Rhizofiltrasi dapat digunakan untuk kontaminan jenis Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, dan Cr.
  4. Fitodegradasi & Rhizodegradasi, Metode untuk menguraikan kontaminan organik dari lingkungan seperti kontaminan PAH. Dalam fitoremediasi, tanaman menyerap kontaminan di jaringan mereka dan memecahnya menjadi senyawa. Di dalamrhizodegradasi, senyawanya diuraikan oleh mikroorganisme mengelilingi akar tanaman, dibantu oleh pengaruh positif tanaman.
  5. Fitovolatisasi, melibatkan penggunaan tanaman untuk mengambil kontaminan dari tanah, mengubahnya menjadi bentuk yang mudah menguap dan memindahkannya ke atmosfer. Fitovolatilisasi juga melibatkan kontaminan dengan karakteristik mudah menguap yang dibawa ke dalam tubuh tumbuhan. Konsentrasi kontaminan di udara

jauh lebih sedikit dibandingkan di dalam tanah, sehingga sangat membatasi bahaya

racunnya. Fitovolatilisasi dapat digunakan untuk senyawa organik (pelarut terklorinasi), dan beberapa senyawa anorganik (Se, Hg, dan As).